![]() |
| google.com |
Seringkali kaderisasi dimaknai sebagai bentuk kegiatan suatu organisasi yang didalamnya mengandung unsur-unsur perpeloncohan, sehingga menjadi momok menakutkan terhadap mahasiswa yang ingin memasuki suatu organisasi. pola kaderisasi yang masih menjadikan ajang balas dendam senior ke junior menurut penulis ialah pola yang tidak relevan dengan tujuan kaderisasi. sudah menjadi pengetahuan umum, bahwasannya kaderisasi dalam tubuh organisasi bertujuan untuk menyiapkan generasi penerus (regenerasi) yang diharapkan mampu lebih baik dari generasi sebelumnya.
Dalam artian luas, kaderisasi ialah proses mewariskan nilai kebaikan yang telah terjadi dalam organisasi untuk kemudian bisa diterapkan pada generasi penerus bahkan diharapkan pewarisan nilai kebaikan ini memicu generasi penerus untuk bisa mengembangkan nilai kebaikan tersebut. dalam suatu organisasi sudah barang pasti mempunyai pola kaderisasi, umumnya kaderisasi melibatkan dua pihak, pihak pertama ialah pelaku kaderisasi (subjek) dan sasaran kaderisasi (objek).
Pelaku kaderisasi ialah individu dalam sebuah organisasi yang telah mempunyai track record dalam menjalankan organisasi tersebut dan memiliki fungsi untuk mengenalkan dan membina agar terbentuk individu yang dapat menjalankan organisasi sesuai cita-cita organisasi tersebut. adapun sasaran kaderisasi (objek) ialah individu yang dipersiapkan untuk kemudian dikenalkan dan dibina agar dapat melanjutkan keberlangsungan organisasi sesuai dengan cita-cita organisasi.
pemilihan pelaku kaderisasi, biasanya berasal dari seorang yang sudah cukup banyak merasakan asam manis perjuangan organisasi dan telah memiliki track record kepemimpinan. dalam konteks kaderisasi harus memuat edukasi sehingga proses kaderisasi bukan lagi menjadi sarana perpeloncohan. olehnya pelaku kaderisasi ialah seorang pemimpin yang mempunyai tugas untuk mendidik dan mempersiapkan regenerasi kepemimpinan.
"Bahwa kaderisasi sama artinya menanam bibit, untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam." itulah sepenggal kalimat Bung Hatta yang menjelaskan keharusan kaderisasi dalam organisasi.
proses mengenalkan dan membina sasaran kaderisasi merupakan proses yang bukan dilakukan hanya dalam sehari dua hari, melainkan proses yang continue dan diharuskannya melakukan fungsi kontroling selama proses kaderisasi. setiap organisasi pasti memiliki outputan yang diharapkan dari proses kaderisasi, tapi sudah menjadi pengetahuan umum jikalau kaderisasi bukan hanya ingin mengajarkan individu untuk menjalankan setiap program kerja yang ada tetapi lebih daripada itu kaderisasi haruslah melahirkan pemimpin yang memiliki etos kerja yang tinggi, kemampuan pengubahan sikap untuk menjadi lebih bijak dalam setiap persoalan dan mampu memberi teladan bagi generasi setelahnya.
bobot pada kaderisasi biasanya melatih kita untuk lebih kuat mental, meningkatkan budaya intelektual dan kemampuan untuk manajerial organisasi. dari ketiga bobot tersebut haruslah berkesinambungan dan diajarkan secara jelas oleh pelaku kaderisasi. sehingga cita-cita organisasi bisa diusahakan oleh generasi selanjutnya dan proses regenerasi menjadi wadah yang bisa menjawab tantangan kepemimpinan dimasa yang akan datang


03.17
ASY SYARIF
