™[]**To See The Complete Entry Is Click Post Title**[]™
™[]**To See The Complete Entry Is Click Post Title**[]™

Minggu, 05 Agustus 2018

Budaya Patriarki masyarakat pedesaan

Dalam konstruksi sosial, Laki-laki sering di gambarkan sebagai orang yang kuat,  mandiri dan mampu mendominasi dalam peran politik. Dominasi yang dimaksud ialah kepemilikan hak istimewa seorang lelaki terhadap peran yang harusnya tidak dapat dimiliki seorang perempuan, seperti hak istimewa laki-laki dalam partisipasi politik,  kemandirian ekonomi, sosial, hukum dan lain-lain. Dominasi itulah yang menjadikan laki-laki sebagai subjek dalam relasi kekuasaan dan perempuan sebagai objeknya. Hingga banyaknya kasus kekerasan yang terjadi seringkali menempatkan perempuan sebagai korban atas kekerasan tersebut. Kekerasan yang dimaksud bukan hanya pada kekerasan fisik melainkan menyentuk ranah psikis. Bagi kebanyakan orang, kekerasan psikis sangat berdampak pada pola dan tingkah laku seorang wanita kedepannya, karena kekerasan inilah yang menjadikan seorang perempuan menyimpan memori buruk hingga hilangnya rasa kepercayaan diri, dan ketakutan dalam bertindak. 

Rata-rata 710 kasus kekerasan yang terjadi pada wanita per-harinya, itupun merupakan kekerasan yang berani dilaporkan, bagaiaman dengan kasus kekerasan yang tidak menyentuh ranah hukum, Ialah kembali kepad pribadi seorang perempuan untuk kemudian berani melaporkan kejadian yang dialaminya.

Budaya patriarki biasanya tumbuh dan terawat dalam lingkup keluarga yang menjadikannya budaya turun-temurun. Madrasah pertama seorang anak ialah keluarganya (ibunya) sehingga ibu memiliki peran penting dalam mendidik dan membina seuatu generasi.  Jika kita melihat kondisi masyarakat pedesaan, akan sangat mungkin kita temui seorang anak perempuan yang harusnya mendapatkan akses pendidikan yang layak hanya berada dalam rumah untuk membantu pekerjaan dapur,  sementara saudara laki-lakinya yang dianggap sebagai anak yang kuat sehingga mampu untuk mendapatkan hak pendidikan yang layak.

Sehingga penulis berpandangan, budaya patriarki mempunyai kekuatan yang absolut di tingkat pedesaan yang menjadikan sensor kedalian gender ini akan tidak bekerja dalam menegakkan keadilan gender, dan penulis juga mengajak pembaca untuk ikut mensosialisasikan pentingnya keadilan gender ini untuk kehidupan bermasyarakat demi memupus rantai budaya patriarki yang terjaga pada masyarakat pedesaan. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management